Saturday, August 12, 2017

ANDRAGOGI DALAM PENGEMBANGAN SDM



Sebagaimana yang dikemukakan Knowles (1970), andragogi sekurang-kurangnya didasarkan pada empat asumsi, yakni:
1. Konsep dirinya bergerak dari pribadi yang tergantung kearah pribadi yang mandiri,
2. Manusia mengakumulasikan banyak pengalaman yang diperolehnya, sehingga menjadi suatu sumber belajar yang berkembang,
3. Kesiapan belajar manusia secara meningkat diorientasikan pada tugas perkembangan peranan sosial yang dibawa, dan
4. Perspektif waktunya berubah dari suatu pengetahuan yang tertunda penerapannya menjadi penerapan yang segera secara seiring orientasinya terhadap belajar beralih dari suatu orientasi terpusat pada mata pelajaran kepada orientasi terpusat pada mata pelajaran kepada orientasi terpusat pada masalah.
Jenis-jenis pendidikan dilaksanakan oleh pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM). PKBM merupakan pusat (centra) dan atau wadah seluruh kegiatan belajar masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan/keahlian, hobi atau bakatnya yang dikelola/diselenggarakan oleh diri dan untuk masyarakat. PKBM diharapkan sebagai wahana untuk mempersiapkan warga masyarakat untuk lebih aktif dalam memilih kebutuhan hidupnya, termasuk dalam hal peningkatan masyarakatnya. PKBM juga merupakan salah satu upaya untuk lebih memberdayakan masyarakat sekaligus menyongsong diberlakukannya otonomi daerah secara lebih luas. Kegiatan-kegiatan PLS (Pendidikan Luar Sekolah) yang dilaksanakan PKBM adalah:
1.      Life Skill
Pendidikan kecakapan hidup merupakan satu upaya pendidikan untuk meningkatkan kecakapan seseorang untuk melaksanakan hidup dan kehidupannya secara tepat guna dan berdaya guna. Kecakapan hidup adalah sebagai pengetahuan yang luas dan interaksi kecakapan yang diperkirakan merupakan kebutuhan esensial bagi manusia dewasa untuk dapat hidup secara mandiri di masyarakat. Pendidikan yang berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup (life skill) merupakan bagian dalam pengembangan kurikulum terpadu, karena pengembangan kecakapan hidup seharusnya tidak berdiri sendiri melainkan terintegritas dengan disiplin ilmu atau mata pelajaran yang lain. Supaya tidak menjadi dangkal, maka substansi pengembangan kecakapan hidup harus terpadu dengan beberapa mata pelajaran yang sesuai dengan struktur kurikulum di suatu lembaga pendidikan, jadi bukan sekedar pendidikan keterampilan atau vokasional dasar yang terpisah-pisah.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang dituntut untuk memiliki sekaligus 4 jenis kecakapan (Life Skill), yaitu:
a.       Kecakapan Pribadi
Kecakapan pribadi mencakup kecakapan untuk mengenal diri sendiri, kecakapan berfikir secara rasional dan kecakapan untuk tampil dengan percaya diri yang mantap. Sebagai contoh bentuk kecakapan pribadi adalah sebagai berikut :
1)      Kesadaran diri sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial dan makhluk lingkungan.
2)      Kesadaran akan potensi diri dan terdorong untuk mengembangkannya.
3)      Kecakapan untuk menggali informasi.
4)      Kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan.
5)      Kecakapan memecahkan masalah secara arif dan kreatif.
b.      Kecakapan Sosial
Kecakapan sosial mencakup kecakapan untuk berkomunikasi, melakukan kerja sama, bertenggang rasa, dan memiliki kepedulian serta tanggungjawab sosial dalam hidup bermasyarakat. Adapun contoh bentuk kecakapan sosial adalah sebagai berikut :
1)      Kecakapan mendengarkan
2)      Kecakapan membaca
3)      Kecakapan berbicara
4)      Kecakapan menulis
5)      Kecakapan menulis gagasan atau pendapat
6)      Kecakapan sebagai teman kerja yang menyenangkan
7)      Kecakapan sebagai pimpinan yang berempati
c.       Kecakapan Akademik
Kecakapan akademik adalah kecakapan untuk merumuskan dan memecahkan masalah yang dihadapi melalui proses berpikir kritis, analitis, dan sistematis. Demikian yang bersangkutan memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian, eksplorasi, inovasi dan kreasi melalui pendekatan ilmu, selain itu memiliki kemampuan untuk memanfaatkan hasil-hasil teknologi untuk mendukung kegiatannya. Contoh kecakapan akademik yaitu sebagai berikut :
1)      Kecakapan mengidentifikasi variable dan hubungan
2)      Kecakapan merumuskan hipotesis
3)      Kecakapan merancang dan melaksanakan penelitian
d.      Kecakapan Vocational
Kecakapan vocational mencakup kecakapan yang berkaitan dengan bidang keterampilan-keterampilan professional tertentu dalam dunia usaha dan industri, baik untuk dipergunakan bekerja sebagai karyawan/karyawati maupun usaha mandiri.
Adapun tujuan diberikannya kecakapan hidup kepada peserta didik yaitu diantaranya agar ia memiliki:
a. Keterampilan, pengetahuan dan setiap yang dibutuhkan dalam memenuhi dunia kerja, baik bekerja mandiri (wirausaha) dan bekerja pada perusahaan produk jasa dengan penghasilan yang semakin layak untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya.
b. Motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat penghasilan, yang unggul dan mampu bersaing di pasar global.
c. Kesadaran yang tinggi tentang pentingnya pendidikan untuk dirinya sendiri, maupun untuk anggota keluarga.
d. Kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan sepanjang hayat dalam rangka mewujudkan keadilan pendidikan disetiap lapisan masyarakat.
Ada beberapa tahapan dalam mengelola kecakapan hidup bagi peserta didik, diantaranya:
a.       Perencanaan
Kegiatan life skill ini direncanakan oleh PKBM, sebelum PKBM merencanakan, kegiatan diawali  dengan identifikasi kebutuhan bekerja masyarakat. Kegiatan yang diawali dengan kebutuhan belajar masyarakat akan lebih efektif dalam pelaksanaannya.
b.      Pelaksanaan
Kegiatan life skill ini dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kegiatan ini melibatkan narasumber yang terkait dengan program/kegiatan yang telah direncanakan. Sarana/prasarana yang telah tersedia haruslah relevan dengan program yang telah direncanakan. Pada pelaksanaan kegiatan ini harus mengacu/berpedoman kepada ketentuan yang telah ditetapkan oleh Dirjen PLS Depdiknas.
c.       Evaluasi
Kegiatan life skill ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tujuan tercapai. Untuk menilai program ini dilakukan dengan melihat sesuai penerapan kegiatan didalam masyarakat. Semakin banyak anggota life skill menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap, semakin berhasil kegiatan ini. Selanjutnya program ini berhasil dapat dilihat dari tingginya etos kerja warga belajar dan dapat menghasilkan karya yang unggul dan maupun bersaing dengan pasar global.
2.      Majelis Taklim
Majelis taklim adalah sekelompok masyarakat, atau sekumpulan orang-orang yang ingin mendalami ajaran agama Islam, biasanya majelis taklim ini ada di kelurahan atau di kenagarian ataupun jorong. Pada kegiatan majelis taklim ini, materi yang dipelajari meliputi: ibadah, syari’at, dan muamalat. Kehadiran majelis taklim ini, sudah jelas sangat bermanfaat bagi masyarakat terutama dalam rangka meningkatkan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan hubungan sesama manusia, meningkatkan keimanan dan mendalami syariat Islam.
Tujuan diadakannya majelis taklim ini diantaranya yaitu :
a. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
b. Meningkatkan kualitas pemahaman agama,
c. Memperkokoh dakwah Islamiyah,
d. Beramal sesuai dengan ilmu dan agama yang dipelajari,
e. Meningkatkan syariat agama Islam,
f. Memberikan pelajaran dan pembinaan terhadap masyarakat, dan
g. Menyemarakkan dan memakmurkan masjid-masjid.
Adapun cara mengelola kegiatan majelis taklim ini yaitu :
a.       Perencanaan
Kegiatan majelis taklim ini direncanakan oleh pengurus serta anggota. Perencanaan disusun atas dasar kebutuhan belajar anggota-anggota. Pada umumnya kegiatan-kegiatan direncanakan dalam bentuk jangka pendek dan jangka panjang. Perencanaan jangka pendek direncanakan untuk memenuhi kebutuhan mendalam ajaran agama biasanya 5 kali seminggu.
b.      Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pada kelompok majelis taklim ini sangat ditentukan dari tersedianya waktu anggota dan disepakati secara bersama.
c.       Evaluasi
Kegiatan evaluasi pada majelis taklim ini tidak ada evaluasi yang berprogram, sesuai dengan ciri pendidikan luar sekolah, evaluasi banyak diarahkan kepada self evaluation (evaluasi diri).
Pendidikan orang dewasa yang dilaksanakan oleh pemerintah antara lain :
Pelatihan dan Pengembangan Program KB (Keluarga Berencana) Nasional
Kewenangan Balatbang BKKBN mendukung kewenangan pemerintah dalam program KB Nasional, terutama untuk peningkatan SDM, tenaga pengelola dan pelaksana program. Adapun tujuan umum dari program ini adalah meningkatkan profesionalisme dan kualitas pengelolaan program pelatihan dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Sedangkan tujuan khususnya adalah sebagai berikut :
a.       Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), pengelola dan pelaksana program KB Nasional melalui :
b.      Meningkatkan sarana dan prasarana pelatihan.
c.       Meningkatkan kualitas program pelatihan.
d.      Mengembangkan koordinasi dan kemitraan pihak terkait. Pokok-pokok pengelolaan diantaranya sebagai berikut :
Adapun upaya peningkatan kualitas instansi diklat adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan kualitas SDM Balatbang meningkatkan kompetensi SDM diklat (struktural) fungsional dan staf menjadi SDM yang dapat merubah pola pikir peserta didik sesuai dengan perubahan lingkungan strategi dan kompetensi dalam menjalankan kegiatannya.
b. Meningkatkan motivasi belajar dengan menerapkan learning organization.
c. Merubah pola pikir, pola interaksi yang bersifat statis menjadi dinamis, dan kreatif sesuai dengan kebutuhan pasar.
d. Mengembangkan keahlian khusus sesuai dengan kebutuhan, dengan memanfaatkan waktu luang yang ada.
e. Meningkatkan kemampuan dan membina hubungan dengan pihak luar.
f. Membangun jaringan pengembangan prestasi secara mandiri dengan pihak luar.
g. Peningkatan sarana dan prasarana diklat. Penyediaan sarana PBM standar (alat bahan yang kondusif untuk PBM).

DAFTAR PUSTAKA
Ativa, Siti. (2011). Andragogi dalam Praktek. [Online]. Tersedia di: http://92putri medan-sitiativa.blogspot.com/2011/11/andragogi-dalam-praktek.html. [2 Juni 2017].

Sukoco, Agus, dkk. (2013). Penerapan Andragogi dalam Kegiatan Pembelajaran. [Online]. Tersedia di:http://statistikbisnis.narotama.ac.id/index.php/seleng-kapnya/35. [28 Mei 2017].

Sukiyadi, Didi, dkk. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: UPI PRESS

No comments:

Post a Comment

Mekanisme Kontraksi Otot

  Pada tingkat molekular kontraksi otot adalah serangkaian peristiwa fisiokimia antara filamen aktin dan myosin.Kontraksi otot terjadi per...

Blog Archive